Jumat, 23 Mei 2008

The Changcuters

Pasti pernah mendengar jargon beuuu di sebuah iklan provider selular di teve. Jargon tersebut sekarang amat populer di masyarakat.

Di iklan tersebut diceritakan sebuah kelompok band sedang berbincang-bincang tentang provider selular yang menguntungkan buat mereka.

Percakapan itu menjadi lucu karena ditingkahi jargon beuuu dengan intonasi menggelitik dari salah serorang personelnya. Bisa jadi, keberhasilan jargon itu lantaran mimik lucu model iklannya, yang tak lain adalah The Changcuter.
Band asal Bandung ini terhitung baru. Popularitas iklan itu sedikit banyak telah mendongkrak band beranggotakan Moh. Tria Ramadhani (vocal), Muhammad Iqbal atau Qibil (lead guitar), Dipa Nandastra Hasibuan (bass), Arlanda Ghazali Langitan atau Alda (guitar) dan Erick Nindyoastomo (drum) ini.
"Dulu setiap naik panggung sambutannya biasa-biasa saja. Tapi semenjak jadi model iklan sambutannya dahsyat," ungkap Tria bangga. Berawal dari band indie, The Changcuter kini sudah dikontrak label besar, Sony BMG Music. Pada 16 Februari lalu mereka telah meluncurkan album kedua, Mencoba Sukses Kembali. Ketika masih lewat indie label mereka menelurkan album perdana, Mencoba Sukses, yang ternyata justru tak sukses.
Kini, saat diwawancarai beberapa waktu lalu di Bandung, The Changcuters sedang sibuk syuting untuk film bertajuk The Tarix Jabrix, kisah komedi tentang sebuah geng motor. Kesempatan bermain film ini pun diambil, meski mereka sadar tak punya bekal akting sama sekali. Mereka justru menganggap peluang ini sebagai usaha untuk menggali potensi diri yang lain. Lebih dari itu, mereka hanya tertawa pertanda, lantaran dinaungi keberuntungan yang bertubi-tubi.

20 Karakter Beuuu
The Changcuters mengakui Iklan Beuuu adalah berkah buat mereka. Sebelum mendapat tawaran, band yang berdiri tahun 2004 ini merasa kesulitan menembus dominasi sejumlah band asal Bandung yang sudah punya nama besar. Lagu mereka hanya beredar di radio-radio di Bandung.
Album pertamanya pun, Agustus 2006, lahir dari kebaikan Uki Peterpan. "Mulai dari bikin master, proses duplicating kaset dan CD, jadwal studio rekaman dan biaya lainnya, yang modalin Uki," sebut Dipa yang menyebut lemahnya jaringan distribusi sebagai penyebab kurang berhasilnya album perdana tadi. Lewat bantuan Uki pula The Changcuters kini bisa menembus Sony BMG.
Sampai akhirnya di awal Desember 2007 lalu The Changcuters dapat tawaran bermain Iklan Beuuu. Lima pria lajang itu diundang ke Jakarta untuk berbincang-bincang dengan sebuah agency dan biro iklan. Mereka tak menyadari percakapan itu sudah bagian dari workshop pembuatan iklan. Mereka tak menyangka prosesnya dibuat ekstra cepat.
"Ya, sudah, dua hari workshop, dua hari kemudian syuting, dan dua hari kemudian tayang televisi. Kami dibuat terkagum-kagum," imbuh Dipa.
Sementara Tria yang berkali-kali menyebut kata beuuu awalnya mengaku kesulitan saat syuting berlangsung. Sebab, Tria diwajibkan mengucapkan kata beuuu dalam 20 karakter sampai akhirnya dipilih karakter yang sudah tayang sekarang ini. Sudah barang tentu muka Tria dibuat "pegal", suara pun agak parau karena harus mengucapkan beuuu dalam berbagai intonasi. Jargon beuuu sendiri merupakan pesanan dari pengiklan. Mereka hanya menambahkan kata "Coi", sebagai sapaan akrab.
Lucunya, kata Tria, saat syuting di sebuah ruangan Gedung Serba Guna Ragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan, bersebelahan dengan peserta seminar, sehingga mereka tak boleh berisik. "Padahal, ucapan beuuu itu kadang butuh pengambilan suara yang keras. Ya, jadi kami boleh mengeluarkan suara keras pada saat take saja," ujar Tria tertawa.

Nikah Bareng
Nama The Changcuters bukan bermakna jorok atau berasal dari Bahasa Sunda yang berarti pakaian dalam pria. Tapi berasal dari nama seorang sahabat, Cahaya, yang popular di mata mereka lantaran lucu. "Cahaya itu biasa kami panggil Cangcut," sebut Dipa. Saking ngetop-nya panggilan Cangcut, mereka terbiasa menggunakannya sebagai panggilan akrab diantara mereka. Seperti "Apakabar, Cut?" dan "Mau kemana, Cut?"
Ide mendirikan band berawal dari Dipa, Tria dan Qibil yang teman sekampus, sering menonton pertunjukan musik, khususnya konser-konser musik di Bandung. Pikir punya pikir, "Kok, kita hanya jadi penonton saja. Kenapa bukan kita yang ditonton orang. Ya, sudah, kita dirikan grup musik saja," cerita Dipa.
Agaknya grup band hanya bertiga kurang lengkap buat mereka. Maka, Alda dan Erik yang notabane juga teman main band Qibil semasa SMU diajak untuk bergabung. Mereka membentuk band beraliran Rock N Roll
Setelah sempat menumpuh suka dan duka secara bersama, The Changcuters berharap dapat memelihara keberhasilan yang telah diraih. Kekompakan terus dibina, sebab hal itulah yang biasa membuat sebuah band pecah. Saking kompaknya Dipa, Qibil, Alda dan Erick yang sudah memiliki kekasih berencana nikah bareng.
"Sebab, teman saya (undangan, Red), ya teman mereka juga. Jadi satu stage saja, satu meja dan satu undangan. Lebih irit dan unik kali, ya," seloroh Dipa yang sudah dianggap sebagai juru bicara The Changcuters.
Lantas bagaimana dengan Tria? Rupanya Tria satu-satunya yang masih jomblo dan belum lulus kuliah. Diajak bicara soal asmara pun Tria enggan membahasnya. "Saya memikirkan karier dulu, deh. Urusan itu (kekasih) masih jauh," kata Tria yang pernah patah hati. Beuuu!

Tidak ada komentar: